Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Minggu, 02 September 2012

Ditemukan, Palinggih Kuno di Puncak Bukit Puun



Tabanan 

Sebuah palinggih kuno ditemukan krama adat Pakraman Soka, Desa Senganan, Penebel. Pelinggih berupa tumpukan batu setinggi tiga meter itu ditemukan warga ketika membuat proyek pelebaran areal Kahyangan Jagat Pura Luhur Bukit Puun, 12 Agustus lalu. Sejumlah kejadian aneh mengawali penemuan tempat sakral tersebut. Untuk menyucikannya, krama setempat menggelar upacara pacaruan dan pakiling, Jumat (31/8) kemarin.

Lokasi palinggih kuno hanya berjarak 15 meter dari palinggih Pura Luhur Bukit Puun. Diduga, bangunan itu adalah peninggalan zaman raja-raja di Bali. Umurnya diyakini sudah ratusan tahun. Sebab, kondisinya sudah berlumut dan dipenuhi tanaman perdu. Bentuknya lonjong mirip lingga Dewa Siwa.

Penemuan palinggih ini berawal ketika warga membuat proyek jalan menuju lokasi pura, sekaligus melebarkan palemahan Pura Luhur Bukit Puun. Saat merabas hutan di dekat palinggih pura, salah satu pemangku menemukan sebongkah batu besar yang menjulang tinggi. Melihat kejanggalan, pemangku tersebut memberitahu warga lainnya. Pascatemuan itu, pemangku ini langsung gemetaran dan tak bisa berbicara. Dia baru sehat setelah melakukan ritual di lokasi penemuan palinggih. Kejadian aneh lainnya, pemangku Luhur Pucak Bukit Puun Jro Mangku Wayan Arsana sempat terjatuh saat dibonceng menuju Pura Luhur Pucak Bukit Puun. Tangan pria berusia lanjut ini membengkak. Anehnya, dia langsung sembuh ketika merencanakan akan membuat upacara di lokasi penemuan palinggih. "Palinggih kuno ini diyakini sudah berumur ratusan tahun. Namun, baru dua minggu lalu ditemukan warga saat merabas hutan untuk pelebaran Pura Luhur Bukit Puun," kata Penglingsir Desa Pakraman Soka Nyoman Sirta didampingi pemangku Pura Prajapati, Putu Adnyana di sela upacara, kemarin. Yang aneh lagi, saat mengukur lokasi palinggih tersebut, warga tak sengaja menggunakan cara yang aneh, mirip lingkaran swastika. Dengan ukuran tersebut, palinggih kuno itu akhirnya ditemukan.

Dijelaskan, berdasarkan pawisik, palinggih kuno itu berkaitan erat dengan palinggih Pura Luhur Bukit Puun. Diyakini, yang berstana di palinggih kuno adalah Ida Batara dari Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur. Sedang, yang berstana di palinggih Pura Luhur Bukit Puun adalah putranya. ''Jadi, palinggih kuno ini adalah yang utama dan lebih tua. Yang berstana adalah Ida Batara dari Semeru Agung, Lumajang,'' tegas Sirta. Berdasarkan sejarah dan pawisik kata Sirta, Ida Batara yang malinggih di palinggih kuno ini pada zaman dahulu ditugaskan ke Bali. Tujuannya, membantu para raja, khususnya di Tabanan untuk menjaga kemakmuran. Dahulu, ketika raja akan menggelar melasti ke Tanah Lot harus menghadirkan Ida Batara dari Bukit Puun. Jika tidak, air laut di Tanah lot tidak akan pernah surut. Hingga sekarang, tradisi tersebut tetap dilakukan. Karena itu, Pura Luhur Bukit Puun berkaitan erat dengan Pura Luhur Tanah Lot. Bahkan, putra dari Ida Batara Bukit Puun menikah dengan salah satu putri Ida Batara di Tanah lot. Palinggih Bukit Puun ini juga berkaitan dengan Danau Tamblingan dan Pura Luhur Ulun Siwi Batu Lumbung sebagai simbol kemakmuran petani.

Untuk mencapai palinggih kuno itu dibutuhkan perjuangan berat. Dari Desa Pakraman Soka, pamedek harus berjalan kaki menyusuri jalan berbatu yang cukup terjal. Dibutuhkan waktu sekitar 2 jam. Rencananya, palinggih kuno ini akan dijadikan palinggih utama di Pura Luhur Bukit Puun. Kini, krama adat setempat sedang mempersiapkan pembangunan di lokasi pura. Salah satunya, merebas hutan di sekitar lokasi, sekaligus meratakan jalan menuju pura. ''Kita berharap, jalan menuju pura bisa segera diaspal atau dibeton. Sehingga, proyek pembangunan palinggih kuno bisa segera terlaksana,'' kata panitia pembangunan Nyoman Suartawan. (kmb30) sumber : (Bali Post)-

Sabtu, 30 April 2011

Pura Uluwatu

Lokasinya terletak di daerah perbukitan batu karang di sebelah selatan Pulau Bali. Termasuk wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabuaten Badung. Lokasi  Uluwatu dari kota Denpasar berjarak kurang lebih 30 km ke arah Selatan melalui kawasan pariwisata Kuta, Bandara Ngurah Rai Tuban dan Desa Jimbaran. 

Pura Luhur Siwi, Batu Lumbung Soka

Pura Luhur Siwi, Batu Lumbung yang berlokasi di Desa Adat Soka, Senganan, Penebel Kabupaten Tabanan merupakan salah satu Pura peninggalan kerajaan Tabanan. Pura ini sampai saat ini masih terawat dengan baik.

Followers